Cari Blog Ini

Minggu, 06 November 2016

KEGIATAN




PEMANFAATAN RESIDU TANAMAN PADI
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN BURUH TANI DAN PENENTASAN PENGANGGURAN
DI PROVINSI JAWA BARAT


A.    Dasar Pemikiran
Berdasarkan data BPS tahun 2015, terdapat angka kemiskinan sebesar 4.238.960 jiwa di Provinsi Jawa Barat, yang dsebabkan keberadaan pengangguran dan rendahnya pendapatan masyarakat, khususnya pendapatan rumah tangga usaha tani (RTUT) sebanyak 3.058.612 RTUT di Provinsi Jawa Barat yang mana diproyeksikan lebih dari 70 % berstatus buruh tani yang memperoleh pendapatan setiap bulannya masih di bawah upah minimum regional, ini artinya kondisi tersebut memerlukan perhatian kita bersama untuk membantu mereka agar mendapatkan pendapatan yang ideal agar mendapatkan kemakmuran yang sama dengan kelompok masyarakat lain. Selain itu terdapat pula kelompok masyarakat yang memerlukan perhatiaan, yaitu keberadaan pengangguran sebanyak 1.775.960 jiwa, hendaknya segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah sosial.
Sementara disisi lain terdapat potensi besar yang kurang termanfaatkan, yaitu residu tanaman padi berupa jerami dan bekatul yang memiliki nilai ekonomis tinggi apabila dikelola secara optimal. Saat ini Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki luas lahan sawah seluas  936. 529 Hektar yang setiap tahunnya menghasilkan beras serta residu atau limbah pertanian, dengan produktifitas luas panen sebesar 1. 979. 799 Hektar dan menhhasilkan gabah kering sebanyak 11. 684. 899 ton selama setahun. Dan dari data tersebut dapat diproyeksikan, bahwa dari budidaya tersebut akan menghasilkan residu sebanyak 13.858.593 ton jerami dan 934.791 ton  bekatul. Hal tersebut merupakan sumber daya yang besar dan perlu dikembangkan. Residu tersebut merupakan limbah organik, yang selama ini baru termanfaatkan sekitar 15 % saja, yaitu selain untuk media tanam, residu tersebut juga dimanfaatkan untuk pakan ternak, bahan pendukung kemasan dan sebagainya.
Berdasarkan berbagai analisa dan kajian, bahwa pemanfaatan residu tanaman padi yang ideal berupa jerami dan bekatul adalah untuk media tanam pada budidaya jamur merang yang sudah dijalankan sebagian masyarakat Jawa Barat karena jenis agro bisnis ini sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan iklim, serta berpotensi menghasolkan pendapatan yang relatif ideal serta memakan waktu proses yang pendek .
Untuk itu peran pemerintah, pengusaha, dan cendikiawan sangat diperlukan dalam membantu masyarakat untuk memberdayakan potensi tersebut, karena kesemuanya ini dapat tercapai apabila adanya peran aktif dari semua pihak dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta membuka lapangan usaha dan kerja bagi para buruh tani dan pengangguran melalui usaha pemanfaatan residu tanaman padi untuk media tanam budidaya jamur merang. Dorongan dan dukungan yang diperlukan bagi perwujudan kegiatan ini pada tahap awal adalah pelatihan sebagai sarana untuk membangun pengetahuan dan keterampilan agar selanjutnya dapat melaksanakan kegiatan secara optimal

B.   Maksud Dan Tujuan
Bertitik tolak dari pemikiran di atas, kami dari DPD PEPABRI Provinsi JAWA BARAT selaku fasilitator mengajak semua pihak untuk berperan aktif terhadap pelaksanaan kegiatan “JABAR PEDULI”, yaitu berupa bantuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para buruh tani dan pengangguran agar memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemakmuran dirinya melalui kegiatan “SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMANFAATAN RESIDU TANAMAN PADI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN BURUH TANI DAN PENENTASAN PENGANGGURAN, dengan kompensasi berupa publikasi perusahaan/lembaga/organisasi dalam membangun citra positif dimasyarakat melalui kegiatan sosial dengan menampilkan identitas dan profil perusahaan/lembaga/organisasi dan produk atau prospektus pada media sosialisasi dan pelatihan seperti perlengkapan kegiatan sebagai sarana publikasi, mengingat kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara Cuma-Cuma dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi para peserta yaitu buruh tani dan pengangguran.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
·         Menyebar-luaskan informasi tentang keberadaan potensi alam yang belum termanfaatkan, yang dapat mendatangkan pendapatan yang ideal
·         Menyebar-luaskan informasi tentang masih luasnya ketersediaan lapangan kerja dan usaha dibidang agro bisnis.
·         Menambah keterampilan para buruh tani agar menjadi manusia yang trampil
·         Mengajak masyarakat agar berperan aktif dalam pembangunan pada semua sektor
·         Memberikan informasi tentang tata kelola budidaya, pengolahan hasil panen dan pemasaran jamur merang yang baik
·         Mendorong masyarakat agar berperan aktif dalam mewujudkan daerah Jawa Barat menjadi lumbung jamur nasional

C.   Data Teknis Kegiatan

-          Sosialisasi
Adalah kegiatan penyebaran informasi tentang pemanfaatan sumber daya alam dan limbah industri yang belum termanfaatkan serta peningkatan minat masyarakat untuk memanfaatkan residu tanaman padi sebagai media tanam budidaya jamur merang baik pada sektor budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran dalam bentuk ajakan melalui media cetak, luar ruang dan elektronik seperti :


-          Pelatihan
Kegiatan pendidikan dan pengajaran tentang bagaimana melaksanakan budidaya, pengolahan hasil panen dan pemasaran jamur merang Oleh :
·         Dinas Pertanian melalui Balai Besar Penyuluhan Pertanian Lembang.
·         Dinas Tenaga Kerja melalui Balai Besar Pengembangan Dan Penempatan Kerja Lembang
·         Lembaga pengabdian Pada masyarakat Institut Pertanian Bogor .

Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan di ruang serbaguna yang ada dimasing-masing pemerintah daerah Kabupaten di 11 wilayah kepada 11000 peserta selama 1 hari untuk setiap gelombangnya dalam bentuk teori dan praktek dengan inti materi berupa teknik budidaya, pengolahan hasil panen dan pemasaran.
Ø  Materi Pelatihan :
·         Gambaran umum Usaha Jamur Di Indonesia
·         Apa itu Jamur
·         Sarana Dan Perlengkapan Budidaya Serta Bahan baku
·         Teknik membuat Bibit Jamur
·         Teknik Budidaya Jamur
·         Pengolahan Hasil Panen Jamur
·         Teknik Dan Strategi Pemasaran Jamur
·         Manajemen Produksi, Pemasaran Dan Pola kemitraan

Ø  Metode Pelatihan :
·         Metode On The Job Training
·         Metode Vestibule atau balai
·         Metode Demonstrasi dan Contoh
·         Metode Simulasi
·         Metode Apprenticeship
·         Metode Ruang Kelas

D.   Waktu Dan Lokasi Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan dan sosialisasi  terbagi dua pola penjadwalan, yang didasarkan atas ketersediaan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan.  Namun secara umum penyelenggaraan kegiatan pelatihan dilaksanakan selama delapan jam (satu hari) dan sosialisasi diselenggarakan selama tiga puluh hari sebelum penyelenggaraan pelatihan. Pola penjadwalan kegiatan didasaarkan :
a.    Pola Mandiri : yaitu kegiatan diselenggarakan apabila sudah mendapatkan pembiayaan secara penuh dari salah satu pihak donatur, dan kegiatan dilaksanakan selambat-lambatny 14 hari setelah dana diterima.
b.    Pola Gabungan : yaitu kegiatan akan dijadwalkan pada waktu tertentu, dengan dasar pembiayaan dari berbagai donatur yang besaran donasinya dibawah total biaya penyelenggaraan satu kali kegiatan. Yang mana pada masa ini akan diselenggarakan pada tanggal 1 November – 22 Desember 2016 dengan penjadwalan sebagai berikut :

-          Sosialisasi
Tanggal              : 1 November – 15 Desember 2016
Waktu                : disesuaikan dengan jenis media

-          Pelatihan
Tanggal              : 6 Januari 2016
Waktu                : 08.00 – 17.00 WIB
·         Sosialisasi, Dilaksanakan di seluruh wilayah Jawa Barat di tingkat kecamatan, serta dominan kegiatan ekonomi masyarakatnya adalah petani yang bercocok tanam padi serta daerahnya memiliki suhu tinggi.
·         Pelatihan, Kegiatan ini diselenggarakan di ruang serba guna yang ada di Kantor Pemerintah Kabupaten, yaitu Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur, Garut, dan Sukabumi.

E.    Pembiayaan
Kegiatan Sosialisasi Dan Pelatihan ini diselenggarakan secara gratis, dikarenakan memiliki target peserta yang memiliki kemampuan ekonomi yang rendah. Sehingga masalah biaya pendidikan yang tidak dimiliki menjadi kendala dalam mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan kemampuan diri sehingga kemakmuran hidup sulit untuk digapai. Untuk itu, kami berharap demi terselenggaranya program ini, adanya partisipasi dan peran aktif dari semua pihak untuk bekerja sama dengan pola saling menguntungkan berupa pemanfaatan dana CSR, promosi dan sosialisasi  untuk digunakan melalui kegiatan ini sebagai media sosialisasi dan promosi dengan pendekatan teknik bakti sosial.

F.    Peserta
Terdapat angkatan kerja sebanyak 21 juta jiwa, dan dari angkatan kerja tersebut terdapat angkatan kerja yang sudah mendapat penempatan sebanyak 19, 23 juta jiwa dan yangbelum mendapatkan penempatan kerja atau pengangguran sebanyak 1, 7 juta jiwa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda , serta terdpat angka buruh tani sebanyak 1.662.356 rumah tangga, maka masyarakat yang menjadi target peserta kegiatan ini adalah :
A.    Target Sosialisasi adalah angkatan kerja yang belum mendapatkan penempatan, sebanyak 1.775.196 jiwa dan para rumah tangga usaha tani sebanyak 3.058.612 rumah tangga.
B.    Peserta Pelatihan adalah angkatan kerja yang belum mendapatkan penempatan ,  serta rumah tangga usaha tani berprofesi buruh tani sebanyak 11000 orang atau 1.000 peserta per daerah, Dan mengingat para peserta diharapkan setelah mengikuti pelatihan, selanjutnya dapat menyebar luaskan pengetahuan dan keterampilannya kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya, maka peserta pelatihan hendaknya memenuhi beberapa kriteria,seperti :
- Berlatar belakang pendidikan minimum SMP
- Berprovesi sebagai buruh tani dan minimal berusia 25 tahun
- Pengurus RW/RT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar