PEMANFAATAN
RESIDU TANAMAN PADI
DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN BURUH TANI DAN PENENTASAN PENGANGGURAN
DI
PROVINSI JAWA BARAT
A. Dasar Pemikiran
Berdasarkan
data BPS tahun 2015, terdapat angka kemiskinan sebesar 4.238.960 jiwa di
Provinsi Jawa Barat, yang dsebabkan keberadaan pengangguran dan rendahnya
pendapatan masyarakat, khususnya pendapatan rumah tangga usaha tani (RTUT) sebanyak
3.058.612 RTUT di Provinsi Jawa Barat yang mana diproyeksikan lebih dari 70 %
berstatus buruh tani yang memperoleh pendapatan setiap bulannya masih di bawah
upah minimum regional, ini artinya kondisi tersebut memerlukan perhatian kita
bersama untuk membantu mereka agar mendapatkan pendapatan yang ideal agar
mendapatkan kemakmuran yang sama dengan kelompok masyarakat lain. Selain itu
terdapat pula kelompok masyarakat yang memerlukan perhatiaan, yaitu keberadaan
pengangguran sebanyak 1.775.960 jiwa, hendaknya segera diatasi agar tidak
menimbulkan masalah sosial.
Sementara
disisi lain terdapat potensi besar yang kurang termanfaatkan, yaitu residu
tanaman padi berupa jerami dan bekatul yang memiliki nilai ekonomis tinggi apabila
dikelola secara optimal. Saat ini Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki luas lahan
sawah seluas 936. 529 Hektar yang setiap
tahunnya menghasilkan beras serta residu atau limbah pertanian, dengan
produktifitas luas panen sebesar 1. 979. 799 Hektar dan menhhasilkan gabah
kering sebanyak 11. 684. 899 ton selama setahun. Dan dari data tersebut dapat
diproyeksikan, bahwa dari budidaya tersebut akan menghasilkan residu sebanyak 13.858.593
ton jerami dan 934.791 ton bekatul. Hal
tersebut merupakan sumber daya yang besar dan perlu dikembangkan. Residu
tersebut merupakan limbah organik, yang selama ini baru termanfaatkan sekitar 15
% saja, yaitu selain untuk media tanam, residu tersebut juga dimanfaatkan untuk
pakan ternak, bahan pendukung kemasan dan sebagainya.
Berdasarkan
berbagai analisa dan kajian, bahwa pemanfaatan residu tanaman padi yang ideal berupa
jerami dan bekatul adalah untuk media tanam pada budidaya jamur merang yang
sudah dijalankan sebagian masyarakat Jawa Barat karena jenis agro bisnis ini sesuai
dengan ketersediaan sumber daya dan iklim, serta berpotensi menghasolkan pendapatan
yang relatif ideal serta memakan waktu proses yang pendek .
Untuk
itu peran pemerintah, pengusaha, dan cendikiawan sangat diperlukan dalam
membantu masyarakat untuk memberdayakan potensi tersebut, karena kesemuanya ini
dapat tercapai apabila adanya peran aktif dari semua pihak dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, serta membuka lapangan usaha dan kerja bagi para buruh
tani dan pengangguran melalui usaha pemanfaatan residu tanaman padi untuk media
tanam budidaya jamur merang. Dorongan dan dukungan yang diperlukan bagi
perwujudan kegiatan ini pada tahap awal adalah pelatihan sebagai sarana untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan agar selanjutnya dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal
B.
Maksud
Dan Tujuan
Bertitik tolak dari
pemikiran di atas, kami dari DPD PEPABRI Provinsi JAWA BARAT selaku fasilitator
mengajak semua pihak untuk berperan aktif terhadap pelaksanaan
kegiatan “JABAR PEDULI”, yaitu berupa bantuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan para buruh tani dan pengangguran agar memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kemakmuran dirinya melalui kegiatan “SOSIALISASI DAN PELATIHAN
PEMANFAATAN RESIDU TANAMAN PADI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN BURUH TANI
DAN PENENTASAN PENGANGGURAN, dengan kompensasi berupa publikasi perusahaan/lembaga/organisasi
dalam membangun citra positif dimasyarakat melalui kegiatan sosial dengan menampilkan
identitas dan profil perusahaan/lembaga/organisasi dan produk atau prospektus
pada media sosialisasi dan pelatihan seperti perlengkapan kegiatan sebagai
sarana publikasi, mengingat kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara
Cuma-Cuma dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi para peserta yaitu buruh
tani dan pengangguran.
Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah
·
Menyebar-luaskan
informasi tentang keberadaan potensi alam yang belum termanfaatkan, yang dapat
mendatangkan pendapatan yang ideal
·
Menyebar-luaskan
informasi tentang masih luasnya ketersediaan lapangan kerja dan usaha dibidang
agro bisnis.
·
Menambah
keterampilan para buruh tani agar menjadi manusia yang trampil
·
Mengajak
masyarakat agar berperan aktif dalam pembangunan pada semua sektor
·
Memberikan
informasi tentang tata kelola budidaya, pengolahan hasil panen dan pemasaran
jamur merang yang baik
·
Mendorong
masyarakat agar berperan aktif dalam mewujudkan daerah Jawa Barat menjadi
lumbung jamur nasional
C.
Data
Teknis Kegiatan
-
Sosialisasi
Adalah
kegiatan penyebaran informasi tentang pemanfaatan sumber daya alam dan limbah
industri yang belum termanfaatkan serta peningkatan minat masyarakat untuk
memanfaatkan residu tanaman padi sebagai media tanam budidaya jamur merang baik
pada sektor budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran dalam bentuk ajakan melalui
media cetak, luar ruang dan elektronik seperti :
-
Pelatihan
Kegiatan
pendidikan dan pengajaran tentang bagaimana melaksanakan budidaya, pengolahan
hasil panen dan pemasaran jamur merang Oleh :
·
Dinas
Pertanian melalui Balai Besar Penyuluhan Pertanian Lembang.
·
Dinas
Tenaga Kerja melalui Balai Besar Pengembangan Dan Penempatan Kerja Lembang
·
Lembaga
pengabdian Pada masyarakat Institut Pertanian Bogor .
Kegiatan
pelatihan akan dilaksanakan di ruang serbaguna yang ada dimasing-masing pemerintah
daerah Kabupaten di 11 wilayah kepada 11000 peserta selama 1 hari untuk setiap
gelombangnya dalam bentuk teori dan praktek dengan inti materi berupa teknik budidaya,
pengolahan hasil panen dan pemasaran.
Ø Materi Pelatihan :
·
Gambaran
umum Usaha Jamur Di Indonesia
·
Apa
itu Jamur
·
Sarana
Dan Perlengkapan Budidaya Serta Bahan baku
·
Teknik
membuat Bibit Jamur
·
Teknik
Budidaya Jamur
·
Pengolahan
Hasil Panen Jamur
·
Teknik
Dan Strategi Pemasaran Jamur
·
Manajemen
Produksi, Pemasaran Dan Pola kemitraan
Ø Metode Pelatihan :
·
Metode
On The Job Training
·
Metode
Vestibule atau balai
·
Metode
Demonstrasi dan Contoh
·
Metode
Simulasi
·
Metode
Apprenticeship
·
Metode
Ruang Kelas
D.
Waktu
Dan Lokasi Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan dan sosialisasi terbagi dua pola penjadwalan, yang didasarkan
atas ketersediaan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan. Namun secara umum penyelenggaraan kegiatan
pelatihan dilaksanakan selama delapan jam (satu hari) dan sosialisasi
diselenggarakan selama tiga puluh hari sebelum penyelenggaraan pelatihan. Pola
penjadwalan kegiatan didasaarkan :
a.
Pola
Mandiri : yaitu kegiatan diselenggarakan apabila sudah mendapatkan pembiayaan secara
penuh dari salah satu pihak donatur, dan kegiatan dilaksanakan
selambat-lambatny 14 hari setelah dana diterima.
b.
Pola
Gabungan : yaitu kegiatan akan dijadwalkan pada waktu tertentu, dengan dasar
pembiayaan dari berbagai donatur yang besaran donasinya dibawah total biaya
penyelenggaraan satu kali kegiatan. Yang mana pada masa ini akan
diselenggarakan pada tanggal 1 November – 22 Desember 2016 dengan penjadwalan
sebagai berikut :
-
Sosialisasi
Tanggal :
1 November – 15 Desember 2016
Waktu : disesuaikan dengan jenis media
-
Pelatihan
Tanggal :
6 Januari 2016
Waktu : 08.00 – 17.00 WIB
·
Sosialisasi,
Dilaksanakan di seluruh wilayah Jawa Barat di tingkat kecamatan, serta dominan
kegiatan ekonomi masyarakatnya adalah petani yang bercocok tanam padi serta
daerahnya memiliki suhu tinggi.
·
Pelatihan,
Kegiatan ini diselenggarakan di ruang serba guna yang ada di Kantor Pemerintah
Kabupaten, yaitu Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon,
Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur, Garut, dan Sukabumi.
E.
Pembiayaan
Kegiatan Sosialisasi Dan
Pelatihan ini diselenggarakan secara gratis, dikarenakan memiliki target
peserta yang memiliki kemampuan ekonomi yang rendah. Sehingga masalah biaya
pendidikan yang tidak dimiliki menjadi kendala dalam mendapatkan transfer ilmu
pengetahuan dalam menambah wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan
kemampuan diri sehingga kemakmuran hidup sulit untuk digapai. Untuk itu, kami
berharap demi terselenggaranya program ini, adanya partisipasi dan peran aktif
dari semua pihak untuk bekerja sama dengan pola saling menguntungkan berupa
pemanfaatan dana CSR, promosi dan sosialisasi untuk digunakan melalui kegiatan ini sebagai
media sosialisasi dan promosi dengan pendekatan teknik bakti sosial.
F.
Peserta
Terdapat angkatan kerja
sebanyak 21 juta jiwa, dan dari angkatan kerja tersebut terdapat angkatan kerja
yang sudah mendapat penempatan sebanyak 19, 23 juta jiwa dan yangbelum mendapatkan
penempatan kerja atau pengangguran sebanyak 1, 7 juta jiwa dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda , serta terdpat angka buruh tani sebanyak 1.662.356
rumah tangga, maka masyarakat yang menjadi target peserta kegiatan ini adalah :
A.
Target
Sosialisasi adalah angkatan kerja yang belum mendapatkan penempatan, sebanyak
1.775.196 jiwa dan para rumah tangga usaha tani sebanyak 3.058.612 rumah
tangga.
B.
Peserta
Pelatihan adalah angkatan kerja yang belum mendapatkan penempatan , serta rumah tangga usaha tani berprofesi buruh
tani sebanyak 11000 orang atau 1.000 peserta per daerah, Dan mengingat para
peserta diharapkan setelah mengikuti pelatihan, selanjutnya dapat menyebar
luaskan pengetahuan dan keterampilannya kepada masyarakat sekitar tempat
tinggalnya, maka peserta pelatihan hendaknya memenuhi beberapa kriteria,seperti
:
- Berlatar
belakang pendidikan minimum SMP
- Berprovesi
sebagai buruh tani dan minimal berusia 25 tahun
- Pengurus
RW/RT